Saturday, January 13, 2018

Berkas Pendaftaran Beasiswa Turki

Berkas Pendaftaran Beasiswa
Foto: Pinterest
Jeritan HP-ku yang tak kunjung usai membuat diriku selalu penasaran dengan apa yang terjadi di alamnya. Entah itu pagi, siang, sore, bahkan malam pun telepon genggamku masih saja menjerit dengan nada khas Samsungnya, "Tenonenenet." Tak hanya menghasilkan suara, ia pun menggetarkan meja belajarku yang dipenuhi oleh tumpukkan buku-buku dan lembaran catatan sisa belajar untuk Ujian Akhir Semester yang baru saja berlalu. Lantas, aku pun tak sanggup hanya melihatnya dengan kedua mata yang amat penasaran.

"Ka, aku udah liat video kakak di Youtube. Katanya boleh minta contoh Essay dll yah. Aku mau dong ka. Makasih," seruan para Netijen ke DM Instagramku.

"Bagi yang mau nanya atau request berkas-berkas yang membuat kalian bingung, silahkan cek email gw di bio dan kirim ke email tersebut," pungkas diriku di SnapStory sambil menyeduh coklat panas di malam yang terbalutkan rasa rindu akan Tanah Air dan seisinya.

Detik demi menit berlalu, "Wow banyak juga yang ngirim email ternyata!" Diriku terkedjoet akan antusiasme warga yang memiliki harapan sama sepertiku, ingin berkuliah di Luar Negeri dan memenuhi feed Instagram yang memukau para pemimpi lainnya, sekaligus memberi motivasi dan inspirasi dalam caption berupa curahan hati atau quotes yang diambil dari buku maupun internet.

Semalaman suntuk aku membalas seluruh email yang sudah mereka kirim dengan merenggut quota internet dan daya baterainya. Aku sangat mengapresiasi hal itu. Akan tetapi, semakin hari diriku mulai terjerembab oleh rasa capek dan bosan. Membalas banyaknya Email yang masuk dan hampir semuanya memberikan pertanyaan yang sama bahkan tak sedikit diantaranya memberikan pertanyaan yang bisa didapatkan sendiri dengan membaca dan bersumber pada Mbah Gugel. Miris.

Menurutku, di jaman yang sudah modern ini, segala informasi bisa didapatkan secara mudah dan gratis dengan bermodalkan smartphone dan internet. Fasilitas tersebut tentunya kurang dimanfaatkan secara bijaksana oleh banyaknya pengguna yang lebih tertarik pada hal-hal yang instan. Ingat, Mie Goreng instan pun membutuhkan proses dalam pembuatannya. Meskipun bertanya pada sumber yang tepat (dalam hal ini, aku beserta teman-teman Awardee beasiswa YTB lainnya) merupakan sebuah proses; namun, ketahuilah bahwa aku lelah dengan pertanyaan, "Kak, cara kuliah di Turki gimana yah?" Dan beberapa pertanyaan lainnya yang bisa didapatkan langsung dari Mbah Gugel secara lengkap.
READING GIVES UP SOMEPLACE TO GO WHEN WE HAVE TO STAY WHERE WE ARE. - MASON COOLEY
"Beasiswa ke (Negara Tujuan)." InsyaAllah dengan mengetik keyword seperti itu, banyak sekali informasi yang bisa Nejiten dapatkan tapi enggan mereka lakukan. Aku akhirnya menyadari, kenyamanan dan kemudahan yang sudah kita dapatkan sekarang, justru membuat kita malas membaca dan terjerumus pada hal-hal yang instan. Mengakibatkan para Netijen dengan sumbu pendek mudah percaya dengan berita-berita hoax yang disebarkan oleh orang yang tak bertanggung jawab. Mari, budayakanlah membaca!

Sebenarnya dalam tautan kali ini, aku hanya ingin membagikan berkas yang membuat HP-ku merintih dan bergetar setiap saat. Entah mengapa, seakan-akan, uneg-uneg yang ada dalam diriku keluar begitu saja. Mohon dimaklumi atas kebebasan berpendapat yang aku lakukan pada sore hari di asrama yang semakin sepi karena Libur Musim Dingin yang telah tiba, membuat kecepatan internet di asramaku meningkat pesat bagaikan emak-emak yang dikejar polisi di salah satu jalan tol, entah di negara mana.

Sekian, silahkan klik [BocahMersin] untuk mendownload berkas pendaftaran.

Friday, January 20, 2017

Makanan Paling Enak di Turki

Tinggal di Luar Negeri tak selamanya enak, nyaman, dan sentosa. Sesuatu yang menjadi kebutuhan primer yaitu Makanan dan Minuman pasti di setiap negara mempunya cita rasa yang berbeda. Begitupun di Negeri Ottoman ini yang dikenal dengan kepopuleran Kebapnya. Namun, jika lidah yang terbiasa memakan sesuatu yang memiliki banyak bumbu di dalamnya seperti masakan sunda, tidak akan terpuaskan oleh makanan di Turki.
PEOPLE WHO LOVE TO EAT ARE ALWAYS THE BEST PEOPLE. - JULIA CHILD
Meskipun demikian, ada beberapa makanan dan minuman yang menurutku cukup nikmat dan pastinya tidak ada negeriku sendiri.

1. Tantuni

Foto: Google Image
Makanan yang tampilannya seperti kebap di Indonesia ini menggunakan daging kambing atau ayam yang digoreng bersamaan dengan rempah-rempah lainnya seperti tomat, paprika, dan lain-lain. Lalu, dimasukan ke dalam Ekmek(Roti) atau Tortilla. Untungnya, makanan ini berasal dari Kota Mersin jadi sangat mudah bagiku menemukan makanan ini di setiap sudut jalanan.

2. Lahmacun

Foto: Google Image

Biasanya makanan ini sangat populer dikenal sebagai makanan Turki atau Armenia Pizza karena bentuknya menyerupai pizza. Makanan yang berisi daging sapi atau kambing dan sayuran lainnya di atas sebuah Pide(Roti) sangat nikmat dinikmati pada musim dingin.

3. Ayran

Foto: Google Image

Tanpa minuman yang terkenal seantero Turki ini, makanan diatas kurang lengkap rasanya. Semacam yogurt yang encer dan sedikit asin ini biasanya menjadi teman di setiap hidangan yang aku nikmati.

Tentunya masih banyak lagi makanan dan minuman khas Turki yang menggugah selera karena biasanya di setiap wilayah atau kota itu memiliki makanan khas masing-masing. Untuk pertama kali mencoba mungkin cukup aneh karena lidah juga butuh adaptasi sampai pada akhirnya aku ketagihan oleh makanan khas negeri dua benua ini. Menurutku, makanan Indonesia masih lebih enak dan bervariasi mulai dari bentuk hingga rempah-rempahnya.

FYI, lebih enak menghidangkan makanan di wilayah asalnya seperti Tantuni lebih memuaskan dinikmati di Kota Mersin.

Menurut kalian, makanan khas Turki mana yang paling enak? Aku sih, Tantuni.

Saturday, October 29, 2016

Akhirnya Sampai Juga di Mersin

Akhirnya Sampai Juga di Mersin
Pemandangan di luar jendela pesawat menuju Istanbul, Turki
Perjalanan panjang dimulai dari Jakarta menuju Istanbul, sekitar 12 jam aku dan Sandi di pesawat Turkish Airlines asik mengobrol, nonton film, ngerasain makanan yang asem asem gimana gitu, dan bermacam hal lainnya.

Akhirnya Sampai Juga di Mersin
Konter YTB Bersama Sandi di Bandara Istanbul Attaturk, Turki


Sesampainya di Istanbul Attaturk Airport, suhu puncak tak berarti apa-apa pada dinginnya musim gugur Istanbul. Angin berhembus sangat kencang dan sejuk pada pukul 5 shubuh, aku menjelajahi bandara sekitar 2 jam lamanya sampai penerbangan selanjutnya menuju kota Adana.

Akhirnya Sampai Juga di Mersin
Pemandangan menuju bandara Adana, Turki
Istanbul-Adana memakan waktu 2 jam, setibanya di Adana aku mencari wifi bandara dan ternyata tidak ada sehingga aku tidak bisa menghubungi kaka PPI(Perhimpunan Pelajar Indonesia) yang hendak menjemput pada saat kedangatanku di Adana.

Aku memberanikan diri untuk bertanya sekitar cara untuk menuju kota Mersin. Akan tetapi, mayoritas orang Turki sedikit sekali yang mengerti bahasa Inggris dan itu sangat menyulitkan untuk berkomunikasi dan mengerti satu sama lain.
Diperlukan Mental yang Kuat untuk Menjelajahi Dunia.
Sampai akhirnya gestur menjadi pilihan terakhir untuk berkomunikasi. Setelah diberikan rute menuju kota Mersin, aku bergegas untuk melakukan apa yang diarahkan oleh mereka. Suasana jalanan yang tandus memberikan kesan negatif pada pikiranku yang akan tinggal selama 5 tahun mendatang.

Tetapi, pikiran negatif itu kandas setelah sampai menuju kota Mersin. Tatanan jalan yang rapih dan mulus, sangat cocok untuk berjalan atau bersepeda seharian, bangunan yang eksotis berbau eropa campur timur tengah menghiasi sudut jalanan, dan hamparan lautan di sisi jalan menuju asrama membuatku takjub seketika akan pemandangan yang sering kali aku lihat di film-film.

“Sepertinya tidak salah dan beruntung sekali untuk tinggal di kota seperti ini,” pungkasku dalam hati sambil merekam sisi jalan menggunakan GoPro. Setelah beberapa jam perjalanan, akhirnya tiba juga di asrama pada jam 1 siang dan disambut meriah sekali oleh penduduk lama. Semuanya menggunakan bahasa Turki sampai petugasnya pun tidak ada yang bisa bahasa Inggris.
Indahnya Berbagi Sesama Manusia.
Alhasil, setiap pengurusan asrama harus ada mahasiswa yang mengerti bahasa Inggris agar bisa menerjemahkannya ke padaku. Pada siang itu, bertemulah aku dengan pria tangguh dari Suriah, Hussein, yang sangat baik kepadaku. MasyaAllah, dermawan sekali orang ini berbagi mulai dari ruangan untuk tinggal 2 hari sampai aku dapat ruangan sendiri, memberi sinyal WiFi secara gratis, hingga makanan yang membuatku tidak pernah merasa kelaparan.

Tidak ada waktu istirahat pada saat tiba di asrama karena aku mengajak Hussein untuk menemaniku membeli semua kebutuhan yang aku perlukan untuk awal-awal ini, seperti SIM Card, air mineral, menukarkan uang dari Dollar menjadi Lira, dan kartu transportasi.

Sepertinya hari-hariku akan indah karena memiliki teman seperti dia.

Thursday, October 20, 2016

Perjalanan ke Mersin Tertunda (Lagi)

Perjalanan ke Mersin Tertunda
Sekian lama menanti, hingga di hari keberangkatan tiba tidak ada sedikitpun tanda-tanda keluarnya tiket. Apalah arti aku menunggu bila tiket tak datang lagi, seperti liriknya Raisa, penyanyi wanita Indonesia, dalam lagunya yang berjudul Apalah Arti Menunggu.

Rasa dahaga akan pesona kota tujuan, Mersin, selalu bergejolak dalam luapan jiwa yang rasanya harus terpenuhi. Tak berjalan dengan lancar, yang awalnya keberangkatan sudah jelas tertulis di reservasi tiket pada tanggal 18 Oktober terpaksa kandas dikarenakan kesalahan nama yang seharusnya Mr. Fauzan Taufik Rahman menjadi Mr. Fauzan Rahman.

Sebenarnya hanya kurang Taufik alias nama tengah saja yang kelihatannya simple, tetapi jika dibiarkan akan menjadi masalah yang luar biasa yaitu tidak diperbolehkan terbang karena ketidaksesuaian nama pada tiket dan paspor yang berbeda.
TERKADANG DIAM TAK SELALU BERPIHAK PADA KEBENARAN.
Sejak saat itu aku memberitahu pihak beasiswa untuk mengganti nama menjadi yang seharusnya, perkiraanku akan segera diperbaiki dan diberi tiket seperti teman-teman yang sudah benar namanya. Menunggu dan menunggu, tidak ada respon sama sekali.

Ternyata, jika tidak ada respon apapun hingga beberapa hari seharusnya aku kirim email yang banyak sampai dibalas oleh pihak beasiswa. Beberapa temanku melakukan hal itu dan Alhamdulillah tiketnya datang tepat waktu sehingga berangkat pada waktu yang tertera pada reservasi tiket.

Setelah melihat postingan terbaru dari teman-teman yang berangkat pada tanggal 18 Oktober sudah sampai di kota tujuan masing-masing, aku mengirimkan email yang banyak kepada pihak beasiswa untuk segera mendapatkan reservasi tiket yang baru.

Alhamdulillah pada tanggal 20 Oktober, tiket pun dibelikan mulai dari Jakarta-Istanbul hingga Istanbul-Adana yang dijadwalkan pada tanggal 27 Oktober. Ya, InsyaAllah aku akan menyusul rombongan yang sudah berangkat sebelumnya dan akan tiba di sana sehari setelah keberangkatan.

Berkat doa dari diri sendiri, keluarga, maupun kawan-kawan, aku mendapatkan kekuatan untuk bersabar menjalaninya dan selalu bersyukur akan nikmat Allah sehingga dapat memaksimalkan waktu dan persiapan untuk 5 tahun mendatang.

InsyaAllah banyak hikmah di balik semua ini.

Sunday, October 16, 2016

The Last Week in Bogor

Hari demi hari berlalu, tak terasa semakin dekat dengan keberangkatan yang dijadwalkan pada tanggal 18 oktober menuju Mersin, Turki. Sesempat mungkin aku menghabiskan sisa-sisa waktu di tanah air tercinta bersama keluarga, sepeda, serta kawan-kawan yang telah mewarnai hidupku.

Terima kasih yang amat terdalam dariku, meskipun tidak sempat mengunjungi satu-satu atau sekedar berpamitan melalu media sosial.
The Last Week in Bogor
Kebun Teh Puncak, Bogor
Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk saat-saat terakhir ini yaitu melihat keseluruhan suasana kota Bogor yang dapat dinikmati melalui Puncak dengan kesejukan di pagi harinya oleh mata telanjang, bersama teman spesial pula.
WARNA HIJAU DAPAT MENETRALISIR JIWA DAN PIKIRAN.
Aku pun segera merencanakan untuk mengunjungi Puncak pada tanggal 15 Oktober kemarin, seruput dari segelas Energen hangat serta hamparan kebun teh yang mendominasi kesejukan pagi itu melalui perjalanan kurang lebih 1 jam 30 menit dari rumahku dengan sepeda motor kesayangan yang sudah berusia 4 tahun lamanya sukses membuat hati dan jiwa tentram seketika yang memungkinkan akan kerinduan sesampainya di Mersin sana.

Alhamdulillah pengalaman dan kenangan yang aku dapatkan hingga saat ini membuatku tumbuh menjadi pribadi yang cukup dewasa, dapat membedakan mana yang baik dan buruknya suatu hal, dalam lingkungan yang positif pula menjadi bekal untuk beradaptasi dalam setiap lingkungan yang akan dihadapi kedepannya dimanapun aku berada.
PENAWAR UNTUK LIMA PULUH MUSUH ADALAH SEORANG TEMAN. - ARISTOTELES
Sekali lagi, hanya ucapan terima kasih yang bisa aku sampaikan pada semua yang sudah menjadi bagian dari hidupku.

Friday, October 14, 2016

Silih Bergantinya Mimpi

Silih Bergantinya Mimpi
Foto: Google Image
Mimpi kadang membuat rumit kehidupan kita karena sering kali berubah dari masa ke masa, pernah tidak terlintas di pikiran Anda bahwa pekerjaan saat ini bertolak belakang dengan cita-cita anda waktu kecil? Sebagian besar pasti menjawab “Ya”, termasuk aku.
JANGAN TAKUT BERMIMPI
Entah mengapa pada saat menginjak usia 5 tahun, bertepatan dengan jenjang TK, cita-citaku dulu ingin menjadi polisi yang gemar makan daging ayam. Lalu, beberapa tahun kemudian berubah menjadi seorang pilot karena berandai-andai bisa keliling dunia kapan pun aku mau. Tidak bertahan lama, setelah melihat hal yang lainnya impianku berubah lagi ingin menjadi dokter agar dapat menyembuhkan diri sendiri maupun orang lain.

Jati diri mulai terbentuk pada saat SMK yang memasuki usia 15 tahun. Karena aku masuk SMK dengan jurusan software engineering, bukan hal yang aneh lagi jika setiap harinya bergulat dengan bahasa pemrograman yang awalnya sangat memusingkan tapi lama kelamaan jadi membosankan. Sempat terbesit dibenakku ingin menjadi seorang programmer seperti Bill Gates dan beberapa former teknologi lainnya.

Itu pun tak berlangsung lama setelah lulus dari SMK dikarenakan rasa jenuh akan pola hidup yang tidak teratur yang mengharuskan untuk begadang jika project dikejar deadline, dan sempat menjadi mahluk nokturnal untuk beberapa saat.
TEMUKAN JATI DIRI ANDA SEDINI MUNGKIN
Pada saat itu, jati diri pun kembali dicari melalui cara mengenal diri lebih dalam lagi, mulai dari hobi hingga ketertarikan akan suatu masalah. Dengan bermodalkan hobi makan, olahraga, bisnis, main komputer, dan lain-lain, dari situlah dapat impian baru yang tak pernah terpikirkan sebelumnya, yaitu pengusaha.

Karena usia yang sudah cukup matang, 18 tahun, dan jati diri hampir terbentuk secara sempurna, mengharuskan aku untuk berkonsentrasi di badang Ekonomi untuk menggapai cita-cita berdasarkan hobi dan ketertarikanku pada bidang tersebut.

InsyaAllah kedepannya sudah jelas apa yang harus dilakukan untuk menggapai misi menjadi seorang pengusaha yang berfokus pada bidang kuliner dan teknologi.
DO WHAT YOU LOVE, LOVE WHAT YOU DO
Jika meninjau kembali, seandainya aku mendalami karakter dan fokus pada bidang yang aku gemari dari dulu kala, mungkin di usia 19 tahun ini sudah menjadi sesuatu yang lebih dibandingkan yang sekarang.

Beras sudah menjadi nasi tim, segalanya sudah berlalu dan menyisakan penyesalan yang tak bisa diubah lagi karena waktu yang terus berjalan. Tak lupa untuk belajar dari pengalaman orang lain karena guru terbaik itu adalah pengalaman.

Berpikirlah kedepan dan seluas mungkin, maksimalkan waktu yang ada, masa depan yang cerah menanti kita semua. Bismillah !

Wednesday, October 5, 2016

Keberangkatan yang Tertunda

"Sabar zan, InsyaAllah semuanya akan berjalan dengan lancar dan sesuai rencana. Just wait and everything's gonna be alright, bismillah," sahutku dalam hati sambil menenangkan diri di sudut kamar.
Keberangkatan yang Tertunda
Foto: Pinterest
Tepat ba'da maghrib selesai sholat berjamaah bersama keluarga, entah mengapa handphoneku terus bergetar tidak sewajarnya. Kemudian, aku bergegas melihat apa yang sebenarnya terjadi dalam ponselku, banyak sekali notification bermunculan dari group WhatsApp yang memancingku untuk segera membukanya. 

Sontak jantungku berhenti berguncang beberapa detik kemudian, ternyata dalam group tersebut banyak sekali yang mendapatkan email berisi pengumuman kelulusan beasiswa Turki yang aku ikuti, secercah harapan sempat redup dalam kegelisahan pada saat itu karena tidak ada satupun email yang masuk ke dalam ponsel Samsungku, "mungkin belum rezekinya," pungkasku berwajah murung. 

Akan tetapi, aku tidak patah semangat begitu saja, pada saat aku merefresh muatan emailku karena rasa penasaran yang menghantui raga dan jiwa, di saat itu pula ekspresi wajahku berubah 180 derajat. Aku memberitahu keluarga bahwa aku diterima seperti teman-temanku yang sempat heboh di dalam group WhatsApp. 

Keadaan menjadi tak terkendali bak petir yang terus menyambar kota Bogor di kala hujan tiba, keluargaku memberikan pesan dan ucapan selamat atas pencapaianku tersebut, serta rasa syukur yang mendalam atas nikmat yang Allah berikan padaku.
ALLAH BERSAMA ORANG-ORANG YANG SABAR
Pengurusan Visa pun dimulai; kami, para penerima beasiswa, diberi jadwal dari tanggal 9-25 September. Sesegera mungkin aku ingin menyelesaikan prosedur tersebut bersama rekan-rekan seperjuanganku, Alhamdulillah dalam tahap ini diberikan kelancaran dan pada tanggal 20 September Visa dengan masa berlaku 90 hari sudah dapat diambil. 

Aku bergegas mengisi angket yang sudah disediakan oleh pihak beasiswa dalam aplikasiku dan mengisi waktu keberangkatan pada tanggal 28 September yang sudah disepakati dengan teman-temanku agar dapat meluncur ke Istanbul serentak dan berpencar ke kota-nya masing-masing. 

Kendati demikian, tanggal pengurusan Visa yang sebelumnya berakhir pada tanggal 25 September terpaksa diundur menjadi tanggal 1 November karena ada beberapa hal yang mengharuskan pihak beasiswa melakukannya, salah satunya keterlambatan prosedur di negara lain. 

Alhasil, ekspektasi keberangkatan pada tanggal 28 September hanyalah angan-angan semata yang berujung pada perdebatan sesama penerima beasiswa seantero dunia, dan pada akhirnya salah satu dari kami berinisiatif untuk menghubungi pihak beasiswa yang membuahkan hasil kepastian keberangkatan yang dijadwalkan pada tanggal 10 Oktober kami semua sudah mendapatkan tiket perjalanan. Wallahu A'lam Bish-Shawaab.
BERSYUKUR MERUPAKAN SALAH SATU KUNCI KEBAHAGIAAN
Seiring dengan menunggu tiket pesawat yang tak kunjung datang, penempatan asrama pun semakin jelas keberadaannya dan akan disusul dengan tempat berlangsungnya TOMER (kursus bahasa Turki) dalam waktu dekat ini. 

Bersyukur dan sabar adalah hal yang terpenting untuk situasi seperti ini, sehingga aku pun memiliki banyak waktu untuk berkumpul bersama keluarga dan melakukan berbagai aktifitas untuk mengisi waktu luang mulai dari mempelajari bahasa umum Turki hingga Perancis, karena ada yang mengatakan bahwa bahasa adalah senjata utama untuk menguasai dunia.

Tak lupa untuk menonton serial reality show, Running Man, dan beberapa film bergenre Biografi, Horor, dan Fantasi yang merupakan salah satu dari berbagai macam hobiku. Setiap pagi, aku disuguhkan secangkir teh manis panas dan koran Kompas melalui aplikasi S LIME, aplikasi online magazine, untuk menambah wawasan seputar isu yang beredar dalam kancah internasional maupun domestik, serta selalu mengasah otak dengan mengisi Sudoku dalam berbagai level setiap harinya yang disediakan koran tersebut. 

Alhamdulillah, kesiapan fisik maupun mental dapat lebih matang lagi dengan penagguhan tersebut. So, di balik sebuah masalah, terdapat berbagai hikmah jika menanggapinya dengan positif. 

Keep positive, Allah with us !